jujur jemari ku sudah lelah,
jari jemari ini mungkin lebih mencintaimu,
ketimbang entah bagian mana dari tubuhku yg mencintaimu lebih dulu,
lihat saja setiap hari dia menulis isyarat rindu lewat pesan singkat,
dibalas sepi? jarang, disudahi pending? sering, diakhiri senyuman? kadang, 
jari jemari ini cuma menjalankan perintah,
tanpa peduli jika pesan singkatnya dibalas sepi bagian tubuh lain yg tersakiti,
disudahi pending malah emosi tersulut,
pagi ini jemari ku sudah lelah, 
apa kamu enggak tau, kedua daun telinga ini ternyata rindu,
sedikit saja basahi dengan suaramu itu, sayang,
ah apadaya aku pun tau kamu dirumah,
tidak biasa kan berbicara rindu didepan kedua orangtuamu,
aku hanya bisa diam dan menulis ini meski jemariku sudah lelah
____________________________________
puncaknya
____________________________________
pagi benar setelah subuh, akibat nya aku berfantasi, aku belum mau gila sayang, aku bosan menyebut rasa ini yang berlebihan, tapi aku belum mau gila. pada posisi dicumbui bantal diselubung selimut, otakku bicara sendiri pada akhirnya terefleksi seperti benar benar adanya, dengan mata terpejam dan ponsel dalam genggaman, kira kira seperti ini : (tulisanku yg warnanya biru)
"pagi sayang :*"
"iya pagi juga sayang,
aku baru bangun ini, kamu nggak tidur?
"
"aku juga baru bangun kok,
kamu lagi apa?
"
"lagi nggak ngapa2in ini,
udah mandi?
"
"belum, kamu udah?" 
"belum juga, males banget yo mau mandi,kamu lagi apa?" 
bedebah, kamu tau itu cuma fantasi saat mata ini terpejam, malah jadi mimpi, tapi dalam mimpikku indah sekali, rutin seperti itu tidak ada yg sederhana dalam pesannya, demikian sehingga yg tadinya cuma sms itu jadi rutin diucapkan secara langsung. hentikan fantasi ini, aku belum mau gila, sayang.

aku ingat ucapanmu, waktu itu kita dirubungi sinar jingga tepi pantai, kira kira seperti ini :  "nanti kalo kita pulang kamu nggak usah marah marah ya, kalo nanti sms mu nggak tak bales apa telponmu nggak tak angkat, soalnya aku itu kalo dirumah nggak ngurusin hp"
kamu tau? aku harus menghela nafas lebih panjang, setiap kali ponsel ini berdering, lekas lekas ku tengok, seperti anak kecil yang berlarian dikira ibunya pulang membawa coklat, sayang sekali bukan ibunya yg nampak, seperti itu rasaku, sayang.

jujur saja sampai disini jemariku sudah lelah, apalagi hati dan pikiran, tidak masalah terus2an seperti ini, seajuh ini selain indah, ternyata rumit juga ya. oh iya, salam buat kotamu, semoga pertemuan kita disana esok bukan harapan palsu, semoga anak kecil itu benar2 bertemu ibunya yg membawa banyak cokelat.

- Copyright © 2014 IMFATH.COM - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -